Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki luas wilayah 37.040 km2 dengan jumlah penduduk 48 juta jiwa menurut data yang dikeluarkan (BPS). Selain itu Jawa Barat masuk dalam 5 provinsi sentra tembakau terbesar di Indonesia. Tembakau juga merupakan salah satu sumber pendapatan Negara melalui pendapatan cukai dari komoditas perkebunan tembakau.
Selain sebagai bahan untuk pembuatan rokok, menurut artikel halodoc tembakau juga memiliki berbagai manfaat. Antara lain:
- Sebagai obat herbal
- Meredakan alergi
- Sumber protein nabati
- Sebagai proses fitoremediasi
Tanah yang subur membuat Jawa Barat memiliki keuntungan dalam membudidayakan produk perkebunan, termasuk tembakau. Dalam pembudidayaan tembakau perlu diperhatikan syarat tumbuh tembakau seperti dapat berkembang maksimal pada wilayah beriklim tropis Yang mempunyai temperatur 21°C– 27°C, mempunyai curah hujan rata- rata 1500 milimeter sampai 2000 milimeter per tahun, dan mempunyai kelembaban 50% - 70% serta memerlukan cahaya matahari penuh.
Tembakau di tatar Pasundan memiliki cerita tersendiri. Hal itu tercatat dalam buku Departemen Van Tweede Gew Assen (A.J. Koens, 1925) yang disebutkan bahwa pada saat itu tanaman tembakau ditanam di sebuah tegalan di distrik Tanjungsari, yakni di daerah Cijambu dan Jatiroke. Saat itu Pemerintah Kolonial Belanda memperkenalkan sebuah rokok kretek kepada orang Jawa sebagai bujukan agar mau membeli komoditas tembakau. Transformasi rokok mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pada saat dikenalkan oleh belanda kretek pertama kali dibungkus “klobot” atau daun kawung yang diikat dengan benang. Baru kemudian rokok kretek digulung dengan menggunakan kertas.
Luasan Wilayah Tembakau di Jawa Barat. Sumber: opendatajabar
Kementrian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) pada akhir Maret 2023 tercatat Rp 55,24 triliun. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 215/PMK.07/2021 tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau, disebutkan bahwa alokasi DBH CHT dibagi menjadi tiga aspek utama masing-masing dengan persentase 50% untuk bidang kesejahteraan, 10% untuk bidang penegakan hukum, dan 40% untuk bidang Kesehatan. Dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan bidang kesejahteraan adalah meliputi tiga hal yaitu:
- Program peningkatan kualitas bahan baku, seperti pelatihan peningkatan kualitas tembakau, penanganan panen dan pasca panen, penerapan inovasi teknis, serta dukungan sarana dan prasarana usaha tani tembakau.
- Program pembinaan industri, seperti pendataan dan pengawasan pada mesin pelinting rokok, pemeliharaan fasilitas pengujian bahan baku dan produk tembakau, sarana dan prasarana pengolahan limbah industri, serta pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia pada pada industri hasil tembakau kecil dan menengah.
- Program pembinaan lingkungan sosial, seperti pemberian bantuan dan peningkatan keterampilan kerja bagi buruh tani tembakau dan pabrik rokok, buruh pabrik rokok yang terkena pemutusan hubungan kerja, serta anggota masyarakat lain yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Tembakau di wilayah Jawa Barat dibudidayakan di beberapa wilayah seperti, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat dan Pangandaran memiliki ciri khas dalam pembudidayaannya sehingga dari varietas, rasa, aroma dan hasil panen akan mempengaruhi pembudidayaan tembakau di masing-masing daerah.
Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat digunakan untuk memenuhi kebutuhan petani dalam menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi. Antara lain bantuan pupuk anorganik dan organik. Pemberian alat mesin pertanian. Seperti, traktor, kultivator dan handsprayer. Adapaun penggunaan DBHCHT ini untuk Bimbingan Teknis para petani. Sehingga melalui bidang produksi perkebunan, petani komoditas perkebunan dapat diperhatikan baik kebutuhan pupuk ataupun bantuan alat mesin pertanian. Demikian pemerintah melalui dinas perkenunan provinsi Jawa Barat sangat memperhatikan para petani.
Plt. Kepala Bidang Produksi Perkebunan
Krisna Gunara, S.Hut., M.Eng